HEALTHCARELAWSUIT — Jakarta – Selepas Idul Adha, daging kurban kerap kali memenuhi isi kulkas dan freezer di rumah. Stok daging merah seperti sapi dan kambing melimpah. Namun, tahukah Anda bahwa mencampur daging sapi dan daging kambing dalam satu wadah penyimpanan tidak disarankan?
Ahli gizi dari RSUP Dr Sardjito Yogyakarta Asri Arumawati S.Tr.Gz menjelaskan, aroma yang berbeda antara kedua jenis daging tersebut menjadi salah satu alasannya.
Lebih baik tetap dipisah, ya,” tutur Asri dalam Talkshow Keluarga Sehat bersama Kementerian Kesehatan RI, dikutip Sabtu (7/6).
Jika daging sapi dan kambing disimpan dalam satu wadah, kata Asri, aromanya dapat saling mempengaruhi.
“Walaupun secara nilai gizi tidak terlalu berpengaruh, tapi aromatiknya nanti akan berbeda. Masak daging sapi, tapi aromanya agak permus kayak daging kambing, kan jadi kurang pas,” ujarnya.
Tak hanya daging, bagian lain seperti lemak, tulang, hingga jeroan juga sebaiknya dipisahkan sejak awal.
“Itu dipisahkan, jangan dicampur jadi satu. Karena nanti bisa saling mengkontaminasi—walaupun kontaminasinya hanya secara aroma—tapi tetap akan memengaruhi rasa akhir saat dimasak,” tambahnya.
Perhatikan Suhu dan Waktu Penyimpanan
Selain pemisahan jenis daging, penyimpanan juga perlu memperhatikan suhu dan waktu. Ketika baru menerima daging kurban yang masih hangat, masyarakat disarankan tidak langsung memasukkannya ke dalam kulkas.
Daging sebaiknya didiamkan hingga suhunya turun ke suhu ruang terlebih dahulu. Namun, berapa lama boleh dibiarkan di luar?
“Kita punya waktu sekitar tiga jam dari daging itu masih hangat untuk menjadi suhu ruang. Tapi, tidak boleh lebih dari dua jam dibiarkan begitu saja di suhu ruang, agar tidak memicu pertumbuhan bakteri,” jelas Asri.
Bila suhu ruangan cukup panas, misalnya 32°C, waktu menyimpan daging di luar harus dipersingkat.
“Kalau suhunya panas, disarankan tidak lebih dari satu jam. Segera dibersihkan lalu disimpan,” tegasnya.
Penyimpanan Daging Jangka Panjang
Sementara itu, untuk penyimpanan jangka panjang, daging kurban bisa disimpan di freezer dengan suhu -18°C. “Kalau kita simpan di suhu freezer normal, daging bisa awet hingga empat sampai enam bulan,” ujar Asri. Namun ia mengingatkan, meskipun masih aman secara keamanan pangan, terlalu lama menyimpan daging juga akan memengaruhi rasa dan teksturnya.
“Boleh lah simpan dua sampai tiga bulan. Tapi jangan sampai satu tahun sampai ketemu Iduladha lagi,” ujarnya.
Agar lebih praktis dan mencegah kerusakan, Asri menyarankan untuk memotong daging sesuai porsi masak sebelum disimpan. Hindari mencairkan daging dalam jumlah besar lalu membekukannya kembali, karena ini dapat menurunkan kualitas dan meningkatkan risiko kontaminasi.
Cara Kenali Daging yang Sudah Tidak Layak Konsumsi
Lalu, bagaimana mengenali daging yang sudah tidak layak konsumsi meskipun disimpan di freezer?
Menurut Asri, tanda-tandanya bisa terlihat dari tekstur dan tampilan daging.
“Daging yang tidak layak biasanya sudah kering, tidak juicy lagi karena kehilangan kandungan air. Ada juga yang jadi lengket dan berlendir,” jelasnya.
Oleh karena itu, penting untuk menyimpan daging dalam wadah kedap udara dan food grade agar kualitasnya tetap terjaga.
Dengan penyimpanan yang tepat—dari pemisahan jenis daging, pengemasan, hingga pengaturan suhu dan waktu—daging kurban tidak hanya lebih tahan lama, tapi juga tetap lezat dan aman saat diolah.